Jepang familiar dengan drama musikal klasiknya yang dinamakan “Noh”
Pertunjukan Noh ini menampilkan para pemain dengan menggunakan topeng yang berbeda. Setiap topeng pasti menggambarkan perwakilan dari karakter tertentu dalam kisah seperti binatang, pahlawan, setan, hantu, dan lain-lain. Topeng tersebut diukir dari pohon cemara Jepang yang telah di potong menjadi balok-balok dan dicat untuk menunjukkan berbagai macam emosional. Saya akan memperkenalkan kepada Anda ke-empat topeng yang digunakan pada pertunjukan di Jepang!
1. Topeng Gigaku

Topeng Gigaku dirasakan sebagai bentuk topeng teater tertua di Jepang. Biasanya topeng kayu ini sering dipakai untuk drama tarian kuno. Terlihat dari sisi topeng yang mengindikasikan fitur berlebihan, diukir bagaikan menjaga efek komik bahkan kerap kali dipakai atau diletakan pada luar ruangan. Dijelaskan bahwa topeng-topeng ini diukir oleh para pematung Buddha, sampai-sampai mereka menerapkan beberapa teknik yang dipakai dalam patung Buddha.
Jenis topeng ini menutupi semua wajah dan pun telinga. Beberapa topeng Gigaku mencerminkan dalam rupa kepala singa, setan, insan super, makhluk paruh burung, dan sejenisnya.
2. Topeng Bugaku

Topeng Bugaku dipakai untuk tarian tradisional Jepang yang telah dilaksanakan untuk memilih mayoritas elit di Pengadilan Kekaisaran Jepang. Berbeda dengan topeng Gigaku, topeng ini tidak menutupi telinga sebab panjangnya hanya 7 sampai 13 inci dan lebar 6 sampai 9 inci.
Ekspresi yang diperlihatkan topeng Bugaku tampak abstrak, yang menyiratkan emosi untuk efek panggung dramatis. Mereka seringkali digunakan untuk menari dengan berbagai jenis musik, misalnnya Togaku (musik orkestra yang diimpor ke Jepang dari istana Tiongkok) dan Komagaku (bentuk musik istana tradisional Jepang).
3. Topeng Gyodo

Topeng Gyodo ialah topeng prosesi dari seorang Bodhisattva, yang biasa dipakai dalam prosesi keagamaan dan ritual luar ruangan Buddhis. Topeng ini juga diciptakan dalam rupa lain seperti dewa naga, Bishamonten, dewa penjaga, dan setan tertentu lainnya. Dikatakan bahwa mereka dikenakan untuk mewakili 12 dewa Buddha dan 28 penjaga yang berparade di dekat bangunan kuil.
4. Noh Mask

Topeng Noh ialah topeng Jepang yang lebih modern, terinspirasi oleh Sarugaku (suatu bentuk hiburan yang mengingatkan pada sirkus modern), Dengaku (perayaan pedesaan Jepang yang dikembangkan sebagai iringan musik dalam acara penanaman), dan ritual serupa lainnya.
Topeng Noh dipakai untuk mewakili usia, jenis kelamin, dan peringkat sosial insan atau non-manusia. Mereka berwujud dalam ekspresi wajah yang bertolak belakang yang disertai dengan gerakan tubuh yang memadai. Lubang-lubang mata paling kecil, memberi batas penglihatan pemain. Tidak seluruh karakter menggunakan topeng, menjadikannya sebuah kehormatan untuk seorang aktor ketika mengenakannya.
Teater Jepang sudah ada bertahun-tahun lamanya. Ada sejumlah topeng beda yang begitu terkenal seperti topeng Otoko, topeng Shikami, topeng Chujo, topeng Uba, topeng Ko-omote, dan lainnya. Semua ini memainkan peranan yang penting dalam tarian Jepang dan peragaan teater. Setiap topeng mempunyai kegunaan dan perasaan khusus, namun semuanya mengartikan hakikat setiap cerita.